Kriptografi


Kali ini kita akan membahas tentang Kriptografi, dari mulai sejarah, pengertian, manfaat, maupun contoh dalam kehidupan sehari – hari.
SEJARAH KRIPTOGRAFI
            Kriptografi berasal dari bahasa Yunani dengan memadukan kata dari bahasa Yunani, yaitu “kryptos” dan “graphein”. Kryptos berarti tersembunyi atau rahasia, sedangkan graphein memiliki arti menulis. Sejarah penulisan rahasia tertua dapat ditemukan pada peradaban Mesir kuno, yakni tahun 3000 SM. Bangsa Mesir menggunakan ukiran rahasia yang disebut dengan hieroglyphics untuk menyampaikan pesan kepada orang-orang yang berhak. Awal tahun 400 SM bangsa Spartan di Yunani memanfaatkan kriptografi di bidang militer dengan menggunakan alat yang disebut scytale, yakni pita panjang berbahan daun papyrus yang dibaca dengan cara digulungkan ke sebatang silinder. 





Sekitar 50 SM, Kriptografi digunakan oleh Julius Caesar pada zaman Romawi Kuno. Teknik ini dijuluki Caesar cipher untuk mengirim pesan secara rahasia, meskipun teknik yang digunakannya sangat tidak memadai untuk ukuran kini. Casanova menggunakan pengetahuan mengenai kriptografi untuk mengelabui Madame d’Urfe (ia mengatakan kepada Madame d’Urfe bahwa sesosok jin memberi tahu kunci rahasia Madame d’Urfe kepadanya, padahal ia berhasil memecahkan kunci rahasia berdasarkan pengetahuannya mengenai kriptografi), sehingga ia mampu mengontrol kehidupan Madame d’Urfe secara total.
Pada abad ke-9, filsuf Arab al-Kindi menulis risalat (ditemukan kembali tahun 1987) yang diberi judul “A Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages”. Peradaban Cina dan Jepang menemukan kriptografi pada abad 15 M. Pada 1790, Thomas Jefferson mengembangkan alat enkripsi dengan menggunakan tumpukan yang terdiri dari 26 disk yang dapat diputar secara individual. Mesin kriptografi mekanik yang disebut Hagelin Machine dibuat pada tahun 1920 oleh Boris Hagelin di Scockholm, Swedia. Di US, mesin Hagelin dikenal sebagai M-209. Militer Jerman menggunakan mesin cipher substitusi polialfabetik disebut Enigma sebagai sistem pengkodean utama selama PD II. Awal tahun 70an Feistel menemukan DES, tahun 1977 DES (Data Encryption Standard) dipakai sebagai standar pemrosesan informasi federal US untuk mengenkripsi informasi yang unclassified. DES merupakan mekanisme kriptografi yang paling dikenal sepanjang sejarah. Pada tahun 1976, Diffie dan Hellman mempublikasikan New Directions in Cryptography, memperkenalkan konsep revolusioner kriptografi kunci publik dan juga memberikan metode baru dan jenius untuk pertukaran kunci. Dan Saat ini kriptografi diadopsi sebagai dasar sistem pengamanan data di setiap sistem komputasi, jaringan komputer dan terutama internet.

PENGERTIAN KRIPTOGRAFI
Kriptografi berasal dari bahasa Yunani dengan memadukan kata dari bahasa Yunani, yaitu “kryptos” dan “graphein”. Kryptos berarti tersembunyi atau rahasia, sedangkan graphein memiliki arti menulis. Makna dari kriptografi secara harfiah ialah menulis secara tersembunyi untuk menyampaikan pesan-pesan yang dirasa perlu dijaga kerahasiaannya. Di Indonesia, ilmu kriptografi atau bisa juga disebut kriptologi disebut juga dengan sandisastra. Tujuan dari ilmu ini adalah melakukan berbagai upaya komunikasi antar individu atau kelompok secara aman tanpa kehadiran pihak-pihak yang tidak diinginkan. Pun salah satu tujuannya yang lain ialah menganalisis komunikasi yang sulit dipahami. Kriptorafi juga memiliki pengertian lain, yakni suatu ilmu tentang teknik enkripsi naskah asli (plaintext) yang diacak memanfaatkan sebuah kunci enkripsi sehingga naskah asli tersebut berubah menjadi naskah yang sulit dibaca (chipertext) oleh pihak yang tidak memiliki kunci dekripsi.
Menurut terminology kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Adapun istilah – istilah dalam  kriptografi :
·   Plainteks (plaintext atau cleartext, artinya teks jelas yang dapat dimengerti): pesan yang dirahasiakan.
·         Chiperteks (chipertext atau cryptogram, artinya teks tersandi): pesan hasil penyandian.
·         Enkripsi (encryption atau enchipering): proses penyandian dari plainteks ke chiperteks.
·         Dekripsi (decryption atau dechipering): proses pembalikan dari chiperteks ke plainteks
·    Algoritma kriptografi (atau chiper):  aturan untuk enchipering dan dechipering atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi.
·   Kriptografer: orang menggunakan algoritma kriptografi  untuk merahasiakan pesan dan mendekripsikannya kembali
·         Kriptanalisis (cryptanalysis): ilmu dan seni untuk memecahkan chiperteks, berupa proses untuk memperoleh plainteks dari chiperteks tanpa mengetahui kunci yang diberikan. Pelakunya disebut kriptanalis.
·         Kriptologi (cryptology): studi mengenai kriptografi dan kriptanalisis.

MANFAAT KRIPTOGRAFI
Manfaat dari kriptografi adalah untuk :
·      Authentication yaitu penerima pesan dapat memastikan keaslian pengirimnya. Penyerang tidak dalat berpura – pura sebagai orang lain.
·         Integrity yaitu penerima harut dapat memerikasan apakah pesan telah dimodifikasi ditengah jalan atau tidak. Seseorang penyusup seharusnya tidak dapat memasukkan tambahan tambahan ke dalam pesan, mengurangi atau merubah pesan selama data berada diperjalanan.
·         Nonrepudiation yaitu pengirim seharusnya tidak dapat mengelak bahwa dialah pengirim pesan yang sesungguhnya. Tanpa kriptografi, seseorang dapat mengelak bahwa dialah pengirim pesan yang sesungguhnya.
·         Authority yaitu informasi yang berada pada sistem jaringan seharusnya hanya dapat dimodifikasi oleh pihak yang berwenang. Modifikasi yang tidak diinginkan, dapat berupa penulisan tambahan pesan, pengubahan isi, pengubahan status, pengapusan, pembuatan pesan baru (pemalsuan), atau menyalin pesan untuk digunakan oleh penyerang.

CONTOH PENERAPAN KRIPTOGRAFI
1.    Pay TV
Pay TV adalah siaran TV yang hanya dapat dinikmati oleh pelanggan yang membayar saja, sedangkan pemilik TV yang tidak berlangganan tidak dapat menikmati siarannya. Siaran Pay TV dipancarkan secara broadcast, namun hanya sejumlah pesawat TV yang berhasil menangkap siaran tersebut yang dapat ‘mengerti’ isinya. Pada sistem Pay TV, sinyal broadcast dienkripsi dengan kunci yang unik. Orang-orang yang berlangganan Pay TV pada dasarnya membayar untuk mengetahui kunci tersebut. Bagaimana mengetahui bahwa kunci tersebut dimiliki oleh pelanggan yang sah, dan bukan orang yang mengetahui kunci tersebut dari pelanggan lainnya. Solusi yang umum adalah setiap pelanggan diberikan kartu cerdas (smart card) yang mengandung kunci privat (private key) yang unik dalam konteks algoritma kriptografi kunci public. Kartu cerdas dimasukkan ke dalam card reader yang dipasang pada pesawat TV. Selanjutnya, pelanggan Pay TV dikirimi kunci simetri yang digunakan untuk mengenkripsi siaran. Kunci simetri ini dikirim dalam bentuk terenkripsi dengan menggunakan kunci publik pelanggan.  Smart card kemudian mendekripsi kunci simetri ini dengan kunci privat pelanggan. Selanjutnya, kunci simetri digunakan untuk mendekripsi siaran TV.
2.    Kerahasiaan Pesan
SIM card juga berisi program stream cipher (algoritma A5) untuk mengenkripsi pesan dari ponsel ke BST. Kunci enkripsi panjangnya 64 bit, yang diambil dari 96 bit sisa dari response SIM card. Perhatikan bahwa kunci enkripsi 64-bit ini berbeda setiap kali proses otentikasi dilakukan (mengapa?). Hal ini memenuhi prinsip algoritma OTP (one-time pad).
3.    Otentikasi Penelpon
Otentikasi penelpon dilakukan melalui protokol otentikasi dengan mekanisme challenge – response. Enkripsi terhadap challenge menghasilkan keluaran 128-bit; dari 128-bit keluaran ini hanya 32 bit yang dikirim dari kartu SIM ke BST sebagai response.  BST meneruskan response ke komputer operator. Ketika response sampai di komputer operator, komputer operator melakukan perhitungan yang sama dengan yang dilakukan oleh kartu SIM; yang dalam hal ini komputer mengenkripsi challenge yang dikirim tadi dengan menggunakan kunci otentikasi penelpon (ingat, komputer operator mengetahui kunci otentikasi semua kartu SIM), lalu membandingkan hasil enkripsi ini (yang diambil hanya 32 bit) dengan response yang ia terima. Jika sama, maka otentikasi berhasil, dan penelpon dapat melakukan percakapan. Sebagaimana dijelaskan di atas, dari 128-bit hasil enkripsi, hanya 32 bit yang dikirim sebagai response. Jadi, masih ada 96 bit sisanya yang hanya diketahui oleh kartu SIM, BST, dan komputer operator.

Sumber :




Komentar