Pada blog sebelumnya, kita telah
membahas tentang tahap perancangan sistem, Dalam SDLC tahap perancangan sistem merupakan tahap yang dilakukan setelah tahap
analisis sistem selesai dilakukan. Perancangan/ desain sistem merupakan suatu
aktivitas yang harus dilaksanakan sebelum dikembangkannya sebuah sistem. Tahap
perancangan sistem secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu :
1. Perancangan sistem
secara umum (general systems design)
2. Perancangan sistem
terperinci (detailed systems design)
Kali ini kita
akan membahas tentang perancangan sistem secara umum (general system design), kendala yang
dihadapi dalam perancangan sistem, cara memperoleh data dan informasi, dan juga
membahas tentang Rapid Appliction Development (RAD).
PERANCANGAN
SISTEM SECARA UMUM
Tujuan dari
perancangan sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum
kepada user tentang sistem yang baru. Tahap ini mengidentifikasikan komponen-komponen
sistem informasi yang akan didesain secara rinci. Terdapat tiga kategori dalam
perancangan sistem yaitu :
1. Global-Based Systems (Sistem
Berbasis Global) Untuk mendesain sistem yang berbasis
global (global-based) membutuhkan pemeriksaan secara seksama dan lengkap atau
penggantian dari seluruh komponen desain umum. Membutuhkan beberapa tim proyek
yang langsung ditunjuk dari CIO. Lembar kerjanya berisi semua komponen desain
umum berikut deskripsi masing-masing secara umum. Beberapa alternatif diberikan
ke user untuk di review dan diketahui. Setelah direview, alternatif beberapa
aspek dapat digabungkan untuk dibuat gabungannya. Beberapa diantaranya dapat
diterima atau dapat ditolak.
2. Group-Based Systems (Sistem
Berbasis Kelompok) Sistem ini melayani cabang-cabang atau
group user khusus dalam organisasi. Kelompok ini memiliki kebutuhan khusus
untuk menyelesaikan pekerjaan dan membuat keputusan yang tepat. Perancang
sistem yang bekerja pada group ini perlu memiliki pengetahuan tentang bekerja
pada sistem group-based. Perancang tidak perlu memusatkan perhatian ke
perancangan desain sistem tertentu, seperti database dan platform teknologi
tetapi pada output, input, proses, kontrol dan untuk platform teknologi, khusus
untuk group local (LAN).
3. Local-Based Systems (Sistem
Berbasis Lokal) Sistem ini khusus didesain untuk
beberapa orang, sering satu atau dua, untuk aplikasi khusus tambahan. User
memiliki PC dan ia direncanakan untuk memiliki sistemnya. Profesional sistem
umumnya dipakai untuk bekerja sama dengan user menganalisis mendesain,
mengevaluasi sistem yang berbeda, memilih satu dan mengimplementasikan dengan
menggunakan jaringan dan pendukungnya.
Pada tahap perancangan sistem secara umum, komponen sistem dirancang
dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user bukan kepada programmer. Komponen
sistem informasi yang di desain adalah: Model, Output, Input, basis data, teknologi
dan kontrol.
1.
Perancangan Model Secara Umum
Analis sistem dapat merancang model dari
sistem informasi dalam bentuk physical sistem dan logical model. Physical
sistem dapat digambarkan melalui bagan alir sistem (sistem flowchart) yang
menunjukan secara tepat arti fisiknya, seperti simbol lapoan – laporan,
harddisk, terminal (akan menunjukan urutan – urutan kegiatan dari sistem
informasi).Logical model dari sistem informasi akan menjelaskan bagaimana
fungsi – fungsi sistem informasi secara logika akan bekerja, logical model dapat
digambarkan menggunakan diagram arus data (Data Flow Diagram / DFD).
2.
Perancangan Output Secara Umum
Perancangan output atau keluaran
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena laporan atau keluaran yang
dihasilkan harus memudahkan bagi setiap unsur manusia yang membutuhkannya. Tipe
output dapat dibedakan menjadi tipe eksternal dan tipe internal. Yang harus
diperhatikan dalam perancangan output adalah Tipe output (Eksternal, Internal),
isi output (keterangan atau informasi), Format output (berupa
keterangan/narrative, tabel atau grafik), Frekuensi (banyaknya pencetakan dalam
periode tertentu). Langkah-langkah
Perancangan Output Secara Umum adalah sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan Output dari sistem yang baru,
b. Output yang akan dirancang dapat ditentukan dari DFD sistem baru
yangtelah dibuat,
c. Menentukan parameter dari Output (lihat yang harus diperhatikan
dalamperancangan Output).
3.
Perancangan Input Secara Umum
Alat dari input dapat digolongkan kedalam 2 golongan yaitu alat
input langsung dan alat input tidak langsung. Proses dari input dapat
melibatkan dua atau tiga tahapan utama, yaitu data capture (penagkapan
data), data preparation (penyiapan data), dan data entry
(pemasukan data). Ada dua tipe input yaitu input internal dan
eksternal. Langkah-langkah Perancangan Input Secara Umum adalah sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan Input dari sistem yang baru,
b. Input yang akan dirancang dapat ditentukan dari DFD sistem baru
yangtelah dibuat,
c. Menentukan parameter dari Input
4. Perancangan database secara umum
Database merupakan salah satu komponen
yang penting di sistem informasi karena berfungsi sebagai basis penyedia
informasi bagi para pemakainya. Penerapan database dalam sistem informasi
disebut database sistem / sistem basis data .Sistem basis data merupakan suatu
sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari file – file yang
saling berhubungan satu dengan lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa
aplikasi yang bemacam-macam di dalam suatu organisasi. Tipe – tipe file
dalam database :
a.
File induk (master file) dibedakan menjadi:
·
File induk acuan yaitu file yang menjadi acuan yang bersifat statis,
jarang berubah nilainya.
·
File induk dinamik adalah file induk yang menjadi nilai dari record – recordnya, sering berubah .
b.
File transaksi, Disebut juga dengan file input,
digunakan untuk merekam data hasil transaksi.
c.
File laporan, Disebut juga dengan file output
yaitu file yang berisi informasi yang akan ditampilkan.
d.
File sejarah Disebut dengan file arsip, file
ini berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi perlu disimpan
untuk keperluan mendatang.
e.
File pelindung (Backup file), Berupa salinan
dari file – file yang masih aktif yang
digunakan sebagai cadangan bila database yang aktif hilang atau rusak .
f.
File kerja (working
file),
Disebut juga file sementara (temporari file), dibuat oleh suatu proses program
secara sementara untuk menghemat pemakaian memori selama proses dan akan dihapus
bila proses telah selesai.
Langkah
– langkah perancangan database
secara umum :
a. Terlebih dahulu dilakukan
identifikasi file – file yang diperlukan oleh sistem
informasi, dapat ditentukan dari DFD sistem baru yang telah dibuat .
b. Menentukan parameter database
file meliputi : tipe file, media file (harddisk, disket), organisasi file (akses
langsung, akses urut), fileld kunci dari file .
5.
Perancangan
Teknologi Secara Umum
Teknologi dapat digunakan untuk menerima input , mejalanakan model,
menyimpan dan mengakses data, manghasilkan dan mengirimkan keluaran dan
membantu pengendalian dari sestem secara keseluruan . teknologi terdiri atas 3
bagian utama, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan
teknisi (humanware atau brainware). Teknisi yang mengetahui teknologi dan
membuatnya dapat beroperasi. Teknologi perangkat keras komputer terdiri atas :
a. Alat masukan (Input)
b. Alat pemroses
c. Alat keluaran
(output)
d. Simpanan luar
Teknologi perangkat
lunak dapat dikategorikan kedalam tiga bagian yaitu :
a. Perangkat lunak
operasi
b. Perangkat lunak
bahasa
c. Perangkat lunak
aplikasi
6.
Perancangan
Kontrol Secara Umum
Suatu sistem merupakan subyek dari mismanajemen,
kesalahan-kesalahan, kecurangan-kecurangan dan penyelewengan-penyelewengan umum
lainnya. Perngendalian yang diterapkan pada sistem informasi sangat berguna
untuk tujuan mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Apabila suatu sistem dilengkapi dengan suatu pengendalian yang ada atau yang
berguna untuk mencegah atau menjaga hal-hal yang negatif. Suatu sistem harus
dapar menjaga dirinya-sendiri. Pengendalian dalam sistem informasi dapat
dikategorikan lebih lanjut kedalam pengendalian secara umum (general
control) dan
pengendalian aplikasi (application control).
KENDALA DALAM PERANCANGAN SISTEM
Adapun kendala – kendala dalam perancangan sistem
adalah sebagai berikut :
1. Biaya, permasalahan ini
merupakan salah satu yang paling sering muncul. Baik itu dalam bentuk
kekurangan biaya yang disediakan, ataupun pengelolaan dana itu sendiri yang
kurang baik.
2. Pembangunan
infrastruktur dan perawatannya yang tidak maksimal dapat berdampak terhadap
infrastruktur yang kurang stabil
3. Hasil dari
analisis sistem yang kurang dapat direalisasikan dengan baik
4. Sumber daya manusia yang kurang
dalam hal kuantitas maupun kualitas
5. Lingkungan sistem
yang berubah karena seiring berjalannya waktu
6. Duplikasi data pada saat
perancangan basis data.
7. Salah pengertian antar pekerja
yang terlibat
8. Ketidaksesuaian sistem
METODE
PENGUMPULAN DATA
Metode
Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian.
Adapun empat teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah observasi, wawancara,
angket, dan studi dokumen.
1.
Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan
narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula
dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype.
Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni :
a. Wawancara
terstruktur
Dalam wawancara
terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak
digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat
daftar pertanyaan secara sistematis.
b. Wawancara
tidak terstruktur
Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat
poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.
2.
Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang
kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode
pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun
juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik
pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam.
Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu
besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
a. Participant
observation
b. Non
participant observation
3.
Angket
(kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data
yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag
akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner
juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah
yang luas. Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan
dalam dua jenis, yakni
a. kuesioner
terbuka
b. kuesioner
tertutup.
4.
Studi
Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang
tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis
pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan
analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi
dua, yakni:
a. Dokumen
primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu
peristiwa, misalnya: autobiografi.
b. Dokumen
sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang
lain, misalnya: biografi.
RAPID
APPLICATION DEVELOPMENT
RAD merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan
teknik prototyping dan teknik pengembangan joint application untuk mempercepat
pengembangan sistem/aplikasi. Pengembangan aplikasi dengan menggunakan metode
RAD ini dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih cepat.
Fase dan Tahapan Pengembangan Aplikasi
1.
Requirements
Planning (Perencanaan
Syarat-Syarat)
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu
untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk
megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan
tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah-masalah
perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian
dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.
2.
RAD Design
Workshop (Workshop
Desain RAD)
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki
yang bisa digambarkan sebagai workshop. Penganalisis dan dan pemrogram dapat
bekerja membangun dan menunjukkan representasi visual desain dan pola kerja
kepada pengguna. Workshop desain ini dapat dilakukan selama beberapa hari
tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan. Selama workshop desain
RAD, pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis memperbaiki
modul-modul yang dirancang berdasarkan respon pengguna.
3.
Implementation (Implementasi)
Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja
dengan para pengguna secara intens selama workshop dan merancang aspek-aspek
bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan
sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem
diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi.
Kelebihan RAD
Metode pengembangan sistem RAD relatif lebih sesuai
dengan rencana pengembangan aplikasi yang tidak memiliki ruang lingkup yang
besar dan akan dikembangkan oleh tim yang kecil. Namun, RAD pun memiliki
kelebihan dan kekurangannya sebagai sebuah metodoligi pengembangan aplikasi.
Berikut ini adalah kelebihan metodologi RAD menurut Marakas (2006):
1. Penghematan waktu dalam keseluruhan fase projek dapat dicapai.
2. RAD mengurangi seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan biaya
projek dan sumber daya manusia.
3. RAD sangat membantu pengembangan aplikasi yang berfokus pada waktu
penyelesaian projek.
4. Perubahan desain sistem dapat lebih berpengaruh dengan cepat
dibandingkan dengan pendekatan SDLC tradisional.
5. Sudut pandang user disajikan dalam sistem akhir baik melalui
fungsi-fungsi sistem atau antarmuka pengguna.
6. RAD menciptakan rasa kepemilikan yang kuat di antara seluruh
pemangku kebijakan projek.
Kekurangan RAD
Sedangkan, mengacu pada pendapat Kendall (2010), maka
dapat diketahui bahwa kekurangan penerapan metode RAD adalah sebagai berikut:
1. Dengan metode RAD, penganalisis berusaha mepercepat projek dengan
terburu-buru.
2. Kelemahan yang berkaitan dengan waktu dan perhatian terhadap
detail. Aplikasi dapat diselesaikan secara lebih cepat, tetapi tidak mampu
mengarahkan penekanan terhadap permasalahan-permasalahan perusahaan yang
seharusnya diarahkan.
3. RAD menyulitkan programmer yang tidak berpengalaman menggunakan
prangkat ini di mana programmer dan analyst dituntut untuk menguasai
kemampuan-kemampuan baru sementara pada saat yang sama mereka harus bekerja
mengembangkan sistem.
Komentar
Posting Komentar